I. PENDAHULUAN
Beberapa dasawarsa terakhir, oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan
tegaknya kebenaran dan keadilan di muka bumi ini, Islam ditampilkan sebagai
sebuah entitas yang sarat dengan perilaku brutal, kejam, tidak
berperikemanusiaan, dan tidak menghargai perbedaan pendapat.
Bagi mereka yang belajar sejarah Islam secara utuh dan dari hati yang
sungguh-sungguh, maka merka akan menemukan dan mengakui bahwa semua itu hanya
upaya untuk menjadikan Islam sebagai stereotip.
Sebenarnya, apa sih Islam itu? Agama seperti apakah dia? Untuk
mengetahui hal tersebut, tidak bisa tidak, siapapun harus mempelajarinya
langsung dari sumbernya utamanya. Sumber utama ajaran agama Islam adalah Al
Qur’an dan Al Hadits. Untuk memahami kedua sumber utama ajaran Islam tersebut,
kita bisa mempelajarinya dari kitab-kitab yang disusun oleh para ulama Islam
yang sebenarnya.
Berikut kami paparkan uraian tentang makna Islam yang kami sarikan dari
Modul Tarbiyah Islamiyah yang disusun oleh Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah
terbitan 2009.
II. PEMBAHASAN
Secara etimologis, Islam bermakna
salimaa, yang memiliki banyak pengertian, yaitu :
a. Aslama yang artinya menundukkan/menyerahkan
diri/wajah kepada Allah swt, sebagaimana firmanNYA dalam Al Qur’an Al Kariim.
Qs. 4 : 125 yang artinya,”Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari
pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun
mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
Qs. 3 : 83 yang artinya,”Maka mengapa mereka mencari agama yang lain
dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di
langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah
mereka dikembalikan.”
b.
Saliim yang artinya suci/bersih,
baik yang berkaitan dengan kebersihan lahir maupun batin. Allah swt di dalam Al
Qur’an menjelaskan kondisi hari kiamat kelak dimana manusia tidak mendapatkan
manfaat dari semua yang diusahakannya di dunia, kecuali hatinya bersih dari
kesyirikan dan kemunafikan.
Qs. 26:89 yang artinya.”Kecuali orang-orang yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih.”
c. Salaamun yang artinya selamat atau
sejahtera, karena Islam menjanjikan keselamatan dan kesejahteraan bagi
pemeluknya. Baik di dunia maupun di akhirat. Keselamatan dan kesejahteraan
menjadi ucapan salamyang senantiasa disampaikan oleh orang-orang beriman ketika
bertemu dengan saudara-sadaranya seiman.
Hal itu bisa kita simak dalam
firman Allah SWT yang artinya,” Apabila
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka
Katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya
kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara
kamu lantaran kejahilan, Kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan
perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs.
6:54)
d. Salmun
yang artinya perdamaian. Hal itu terekam di dalam Al Qur’an surah 8 ayat 61
yang artinya,”Dan jika mereka condong
kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dari pengertian-pengertian di atas kita memahami bahwa Islam adalah
sebuah sistem atau aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Islam merupakan
agama yang paling layak untuk memberi jaminan keselamatan dan kesejahteraan
bagi manusia karena panduan hidupnya bersumber dari Allah swt dan rasulNYA.
Ucapan-ucapan Rosulullah saw juga menjadi pedoman hidup karena pada hakekatnya
ucapan beliau adalah wahyu illahi, sebagaimana ditegaskan oleh Allah swt dalam
Qs. 53 : 4 yang artinya,”Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
Wahyu yang disampaikan kepada Rosulullah saw dan para nabi yang lain
semua bersumber dari Illah yang satu yang mana esensi risalah yang mereka bawa
pun sama, yaitu mengesakan Allah SWT. Semua nabi dan rosul memiliki misi yang
sama yaitu mengemban risalah Islam.
Kenyataan itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an berikut ini :
a. “Dan
sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di
antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah
kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).” (Qs. 16 : 36)
b. “Dan
(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu
mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan
selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut
bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah
mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku
tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha
mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (Qs. 5 : 116)
“Aku
tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu", dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada
di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi
mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (Qs. 5 : 117)
Manusia akan dapat menjalani kehidupan ini dengan benar jika menjadikan
Islam sebagai pedoman hidup. Sebaliknya, ia akan tersesat dari kebenaran
manakala menjauh darinya. Islam datang dari Allah swt yang Maha Tahu kebaikan
dan keburukan bagi hambaNYA. Allah swt hanya meridhoi Islam sebagai pedoman
hidup bagi kita, sebagaimana firmanNYA.”…pada
hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..” (Qs, 5 : 3)
Karena berfungsi sebagai pedoman hidup, Islam pastilah bersumber dari
pembuat hidup itu sendiri, yaitu Allah swt dalam Surah Al Maaidah ayat 48-50
berikut ini :
48. Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran
dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab
(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan
jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu,
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,
49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di
antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah
kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah diturunkan Allah), Maka
Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada
mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik.
50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki,
dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang
yang yakin ?
Ajaran Islam menuntun umatnya kepada jalan yang lurus yang pernah juga
ditempuh oleh para nabi dan rasul yang sebelumnya. (Qs. 6 : 153)
Oleh karena itu jangan sampai kita mengikuti jalan lain selain jalan
Islam. Kita sudah sama-sama mendengar dan membuktikan bahwa, di saman sekarang
ini fitnah ada di mana-mana hingga sebagian umat Islam sendiri ada yang tertipu
dan mulai mengikuti jalan lain yang dikemas sehingga seolah-olah dianggap
sebagai jalan Islam.
Semua itu terjadi sebagai dampak kuatnya ghozwul fikri (perang
pemikiran) yang dilancarkan orang-orang yang tidak menghendaki tegaknya
kebenaran dan keadilan di muka bumi ini.
Kondisi itu sudah disampaikan oleh Rosulullah saw 1.437 tahun yang
lampau dalam sabdanya,”Sungguh kalian
akan mengikuti ajaran hidup orang-orang sebelum kalian sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga meskipun mereka masuk lubang biawak,
kalian akan tetap mengikutinya. Para sahabat bertanya,”Wahai Rosulullah, apakah
yang kau maksud mereka itu adalah Yahudi dan Nasrani? Rosulullah menjawab,”Ya,
Siapa lagi?”
III. KESIMPULAN
Ad-Din artinya adalah keselamatan di dunia dan akhirat dan hanya
melalui Islam sajalah seseorang mendapatkan keduanya. Hal itu merupakan
jamionan dari Allah swt dan RosulNYA. Siapa saja yang konsisten pada ajaran
Islam dengan melaksanakan amal shaleh, maka Allah swt akan memberikannya
kehidupan yang baik.
“Barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka
Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan
Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang Telah mereka kerjakan.” (Qs. 16 : 97)
Dengan Islam, manusia akan mendapatkan
kebahagiaan dan kedamaian di dunia dan akhirat. Sebagai agama yang bersumber
dari Yang Maha Benar dan Maha Tinggi, Islam adalah agama yang tinggi dan akan
dimenangkan atas semua agama, kepercayaan maupun ideologi.
“Dialah yang Telah mengutus
RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.” (Qs. 9 : 33)
IV. PENUTUP
“Barangsiapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya
untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah
ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang
yang tidak beriman.” (Qs. 6 : 125)
Semoga Allah swt menjadikannya sebab tergeraknya hati kita untuk lebih teguh mengenal dan melaksanakan ajaran Islam. Amiin yra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar