Kamis, 08 Desember 2016

Makna Islam


I.        PENDAHULUAN
Beberapa dasawarsa terakhir, oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan tegaknya kebenaran dan keadilan di muka bumi ini, Islam ditampilkan sebagai sebuah entitas yang sarat dengan perilaku brutal, kejam, tidak berperikemanusiaan, dan tidak menghargai perbedaan pendapat.

Bagi mereka yang belajar sejarah Islam secara utuh dan dari hati yang sungguh-sungguh, maka merka akan menemukan dan mengakui bahwa semua itu hanya upaya untuk menjadikan Islam sebagai stereotip.

Sebenarnya, apa sih Islam itu? Agama seperti apakah dia? Untuk mengetahui hal tersebut, tidak bisa tidak, siapapun harus mempelajarinya langsung dari sumbernya utamanya. Sumber utama ajaran agama Islam adalah Al Qur’an dan Al Hadits. Untuk memahami kedua sumber utama ajaran Islam tersebut, kita bisa mempelajarinya dari kitab-kitab yang disusun oleh para ulama Islam yang sebenarnya.

Berikut kami paparkan uraian tentang makna Islam yang kami sarikan dari Modul Tarbiyah Islamiyah yang disusun oleh Lembaga Kajian Manhaj Tarbiyah terbitan 2009.

II.       PEMBAHASAN
Secara etimologis, Islam bermakna salimaa, yang memiliki banyak pengertian, yaitu :

a. Aslama yang artinya menundukkan/menyerahkan diri/wajah kepada Allah swt, sebagaimana firmanNYA dalam Al Qur’an Al Kariim.
Qs. 4 : 125 yang artinya,”Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
Qs. 3 : 83 yang artinya,”Maka mengapa mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.”

b.      Saliim yang artinya suci/bersih, baik yang berkaitan dengan kebersihan lahir maupun batin. Allah swt di dalam Al Qur’an menjelaskan kondisi hari kiamat kelak dimana manusia tidak mendapatkan manfaat dari semua yang diusahakannya di dunia, kecuali hatinya bersih dari kesyirikan dan kemunafikan.
Qs. 26:89 yang artinya.”Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”

c.    Salaamun yang artinya selamat atau sejahtera, karena Islam menjanjikan keselamatan dan kesejahteraan bagi pemeluknya. Baik di dunia maupun di akhirat. Keselamatan dan kesejahteraan menjadi ucapan salamyang senantiasa disampaikan oleh orang-orang beriman ketika bertemu dengan saudara-sadaranya seiman.
Hal itu bisa kita simak dalam firman Allah SWT yang artinya,” Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami itu datang kepadamu, Maka Katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu Telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, Kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. 6:54)

d.    Salmun yang artinya perdamaian. Hal itu terekam di dalam Al Qur’an surah 8 ayat 61 yang artinya,”Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya dialah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dari pengertian-pengertian di atas kita memahami bahwa Islam adalah sebuah sistem atau aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Islam merupakan agama yang paling layak untuk memberi jaminan keselamatan dan kesejahteraan bagi manusia karena panduan hidupnya bersumber dari Allah swt dan rasulNYA. Ucapan-ucapan Rosulullah saw juga menjadi pedoman hidup karena pada hakekatnya ucapan beliau adalah wahyu illahi, sebagaimana ditegaskan oleh Allah swt dalam Qs. 53 : 4 yang artinya,”Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”

Wahyu yang disampaikan kepada Rosulullah saw dan para nabi yang lain semua bersumber dari Illah yang satu yang mana esensi risalah yang mereka bawa pun sama, yaitu mengesakan Allah SWT. Semua nabi dan rosul memiliki misi yang sama yaitu mengemban risalah Islam.

Kenyataan itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an berikut ini :
a. “Dan sungguhnya kami Telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[826] itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang Telah pasti kesesatan baginya[826]. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Qs. 16 : 36)

b. Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib". (Qs. 5 : 116)
“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu.” (Qs. 5 : 117)

Manusia akan dapat menjalani kehidupan ini dengan benar jika menjadikan Islam sebagai pedoman hidup. Sebaliknya, ia akan tersesat dari kebenaran manakala menjauh darinya. Islam datang dari Allah swt yang Maha Tahu kebaikan dan keburukan bagi hambaNYA. Allah swt hanya meridhoi Islam sebagai pedoman hidup bagi kita, sebagaimana firmanNYA.”…pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..” (Qs, 5 : 3)

Karena berfungsi sebagai pedoman hidup, Islam pastilah bersumber dari pembuat hidup itu sendiri, yaitu Allah swt dalam Surah Al Maaidah ayat 48-50 berikut ini :

48.  Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,

49.  Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang Telah diturunkan Allah), Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

50.  Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?

Ajaran Islam menuntun umatnya kepada jalan yang lurus yang pernah juga ditempuh oleh para nabi dan rasul yang sebelumnya. (Qs. 6 : 153)

Oleh karena itu jangan sampai kita mengikuti jalan lain selain jalan Islam. Kita sudah sama-sama mendengar dan membuktikan bahwa, di saman sekarang ini fitnah ada di mana-mana hingga sebagian umat Islam sendiri ada yang tertipu dan mulai mengikuti jalan lain yang dikemas sehingga seolah-olah dianggap sebagai jalan Islam.

Semua itu terjadi sebagai dampak kuatnya ghozwul fikri (perang pemikiran) yang dilancarkan orang-orang yang tidak menghendaki tegaknya kebenaran dan keadilan di muka bumi ini.

Kondisi itu sudah disampaikan oleh Rosulullah saw 1.437 tahun yang lampau dalam sabdanya,”Sungguh kalian akan mengikuti ajaran hidup orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga meskipun mereka masuk lubang biawak, kalian akan tetap mengikutinya. Para sahabat bertanya,”Wahai Rosulullah, apakah yang kau maksud mereka itu adalah Yahudi dan Nasrani? Rosulullah menjawab,”Ya, Siapa lagi?”

III.     KESIMPULAN
Ad-Din artinya adalah keselamatan di dunia dan akhirat dan hanya melalui Islam sajalah seseorang mendapatkan keduanya. Hal itu merupakan jamionan dari Allah swt dan RosulNYA. Siapa saja yang konsisten pada ajaran Islam dengan melaksanakan amal shaleh, maka Allah swt akan memberikannya kehidupan yang baik.

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.” (Qs. 16 : 97)

Dengan Islam, manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian di dunia dan akhirat. Sebagai agama yang bersumber dari Yang Maha Benar dan Maha Tinggi, Islam adalah agama yang tinggi dan akan dimenangkan atas semua agama, kepercayaan maupun ideologi.

“Dialah yang Telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (Qs. 9 : 33)

IV.     PENUTUP

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. 6 : 125)

Semoga Allah swt menjadikannya sebab tergeraknya hati kita untuk lebih teguh mengenal dan melaksanakan ajaran Islam. Amiin yra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Recent

Comments