Senin, 21 November 2016

Perjalanan Yang Nyaris Celaka

Pangkalan Bun, (18/11)
Sekitar jam 20.20 wib usai menikmati hidangan Sate Kambing Solo, kami melanjutkan perjalanan tahap ketiga dari Sampit menuju Pangkalan Bun. Kali ini, giliran saya mengemudikan CRV milik H. Bambang Julianto, Bos Pabrik Tahu Mambulau.
Karena malam hari, kondisi lalu lintas tidak terlalu ramai, sehingga saya bisa tancap gas sepuasnya. Hehehe. Namun sesekali terpaksa harus injak rem dalam-dalam, karena kami semua belum terlalu mengenal kondisi jalan Sampit-Pangkalan Bun.
Menjelang masuk Simpang Desa Bangkal, kami terpaksa berhenti karena rekan saya Ir. Aldhika Kurniawan harus buang air kecil. Saya mencari tempat yang kondusif lalu menghentikan mobil. Karena tidak terbiasa mengendarai mobil matic, saya lupa menetralkan kopling. Baru sadar, ketika H. Zulfiqar teriak karena tiba-tiba mobilnya bergerak sendiri. Secara reflek saya segera menginjak rem dan menetralkan kopling mobil.
Usai memenuhi hajat rekan saya, mobil kembali melaju menuju Pangkalan Bun.
Semakin malam, lalu lintas semakin sepi dari lalu-lalang mobil pribadi dan digantikan truk tanki dan fuso perusahaan yang besar-besar. Beberapa kali, terpaksa ban kiri harus keluar bahu jalan menghindari truk fuso berbadan lebar. 
Untuk yang belum pernah menempuh jalur darat Sampit-Pangkalan Bun, saya berpesan agar waspada karena banyak tikungan maut yang sangat berbahaya. Sayangnya saya tidak hapal satu persatu lokasi persisnya. Namun ada satu tikungan leter S yang membuat saya hampir celaka. Sebenarnya saya sudah mengurangi laju mobil, tapi karena tikungannya sangat tajam, saya tidak berani mengerem terlalu dalam karena bisa berdampak mobil terpelanting. Beruntung truk fuso besar dari arah berlawan melihat sinyal lampu saya dan mengurangi kecepatan sehingga meski mobil yang saya kemudikan keluar dari garis marka tidak sampai terjadi kecelakaan.
Selepas dari tikungan maut itu, akhirnya saya membatasi kecepatan mobil untuk meminimalisir resiko yang tidak dikehendaki.
Akhirnya sekitar jam 23.55 wib kami memasuki Kota Pangkalan Bun. Karena tidak tahu alamat, saya terpaksa menjalankan mobil secara perlahan sambil menunggu arahan dari Aldhika yang memantau GPS untuk mengarahkan ke Sekretariat DPD PKS Kab. Kotawaringin Barat. Setelah kurang lebih 30 menit menyusuri jalan, akhirnya sampailah kami di Sekretariat DPD PKS Kab. Kotawaringin Barat yang terletak di Jln. Moestalim.
Karena kelelahan, saya segera sikat gigi dan langsung tertidur di aula Sekretariat DPD PKS Kab. Kotawaringin Barat. Namun saya tidak bisa tidur nyenyak, karena kedinginan oleh suhu AC. Akhirnya saya bergeser tempat tidur dan melanjutkan tidur hingga menjelang subuh.
Benar-benar perjalanan yang melelahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Recent

Comments